Monday, February 19, 2007

to my self

Genius is not enough, to be genuine is not so hard and struggle is the easier part in the life, but the patience is absolute to be success.

Sunday, February 18, 2007

Glad to be "home"

Setelah dua minggu di Barcelona, akhirnya kemarin sampe lagi di Paris. Seminggu terakhir memang luar bisa capeknya, tapi Syukur Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, dan sukses yang luar biasa.

Ada sedikit problem nich, berat badan nambah selain ndak sempet olahraga juga karena kebanyakan makan Tapas, gambas, pallaela, hampir tiap siang dan malam makan di resto dengan customers.

jadi sampai di rumah jumat sore capek banget, tapi karena lapar ya terpaksa makan di resto, karena lemari es kosong, akhirnya seharian tidur dan ngga keluar rumah sama sekali, tapi capeknya masih belum juga hilang.

Sunday, February 04, 2007

kesalahan yang ber-ulang adalah .......???

Tidak tahu kenapa bangsa kita selalu terkena musibah yang tiada henti, ini sebenarnya peringatan bahwa kita telah melakukan banyak kesalahan tapi banyak dari kita tidak sadar telah melakukannya. Banyak dari kita yang selalu permisif, menganggap kesalahan2 kecil sekalipun sebagai hal yang mudah di maafkan, dan di lupakan. Maaf memaafkan adalah hal lain, tapi mencatat kesalahan harus tetap dilakukan dan menjadikan pembelajaran supaya tidak terjadi kesalahan yang sama atau bahkan yang lebih fatal di kemudian hari.

Belajar dari apa yang terjadi di Jakarta, banjir sebenarnya bukan hal yang baru, tiap tahun atau lima tahunan, kita cuma pusing dan susah pada saat banjir, setelah surut kita lupakan problem tersebut dan tidak mencari solusi memecahkan masalah sampai akhirnya banjir datang lagi di tahun berikutnya. Dan kalau terjadi selalu yang disalahkan adalah Alam, ini adalah rutin, lima tahunan, etc. Cukup menggemaskan pendapat pejabat seperti ini. Banjir seharusnya bisa di atasi kalau saja pemerintah DKI lebih aware dan focus, tidak cuma sibuk membuat bus way, monorel atau bahkan MRT, membangun MALL sebanyak mungkin, nafsu yang tidak terkendali untuk menyaingi Kuala-lumpur, singapore atau Hong kong. Project mercusuar yang memang cukup basah tanpa memikirkan lingkungan yang tentu saja tidak sama dengan jakarta yang sangat komplek. Kalau saja pemerintah berkonsentrasi meminamlisir bencana dengan memperbaiki infrastruktur perumahan, perbiakan selokan, menggali sungai yang dangkal, atau mempercepat project banjir kanal yang sudah beberapa tahun terkatung-katung. Andai saja pemerintah DKI serius, bencana dan kerugian yang ditimbulkan banjir tidak akan menelan biaya sedemikian besar. Bisa kita bayangkan berapa besar ekonomi yang hilang selama bencana banjir, berapa besar informasi atau data yang rusak akibat banjir, cukup banyak kerugian yang tidak ternilai, ini semua bisa di minimalisir dan ongkos dari bencana ini seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lain yang lebih effesien dan efektif.

Apalah artinya punya MRT kalau jalurnya terendam banjir, Apalah artinya banyak Mall kalau mau ke mall saja harus naik perahu, apalah artinya bus way kalau mobilnya ngga bisa jalan karena jalanannya banjir. Seharusnya Gubernur DKI dari yang zaman dulu sampai sekarang harus bisa berfikir bagaimana supaya kota ini terhindar dari bencana, baru memikirkan apa yang harus dilakukan setelah bencana di minimalisir, bukan sebaliknya.

Kalau saya adalah gubernur DKI, saya akan mundur karena saya ngga becus mengurus kota dari banjir yang bukan pertama kali, tapi ini sudah puluhan kali terjadi pada saat saya memimpin. Betapa bodohnya saya kalau harus terjebak di dalam lubang yang sama untuk kesekian kalinya. Memang bukan hal yang mudah, tapi bukan hal yang sulit dan tidak mungkin di selesaikan kalau memang serius dan di kerjakan dengan niat yang tulus karena memegang amanah yang harus di pertanggung jawabkan di dunia dan akhirat.